Jumat, 30 September 2011

darah


DARAH
Darah merupakan bentuk jaringan ikat khusus, terdiri atas elemen berbentuk yaitu sel-sel darah, trombosit dan suatu substansi interselular cair, yaitu plasma darah. Darah juga merupakan suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang warnannya merah. Warna merah itu keadaannya tidak tetap tergantung pada banyaknya kadar oksigen dan karbondioksida didalamnya. Darah yang banyak mengandung karbon dioksida warnanya merah tua. Adanya oksigen dalam darah di ambil dengan cara bernapas, dan zat tersebut sangat berguna pada peristiwa pembakaran / metabolisme di dalam tubuh. Vikositas / kekentalan darah lebih kental dari pada air yang mempunyai BJ 1,041-1,065, temperatur 380C, dan pH 7,37-7,45.

Darah selamanya beredar di dalam tubuh oleh karena adanya kerja atau pompa jantung. Selama darah beredar dalam pembuluh maka darah akan tetap encer, tetapi kalau ia keluar dari pembuluhnya maka ia akan menjadi beku. Pembekuan ini dapat dicegah dengan jalan mencampurkan ke dalam darah tersebut sedikit obat anti- pembekuan / sitrus natrikus. Dan keadaan ini akan sangat berguna apabila darah tersebut diperlukan untuk transfusi darah.

Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak kira-kira 1/13 dari berat badan atau kira-kira 4-5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap orang tidak sama, bergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung, atau pembuluh darah.

A. Fungsi Darah
  1. Sebagai alat pengangkut yaitu:
  • Mengambil oksigen / zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh jaringan tubuh.
  • Mengangkut karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru.
  • Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan ke seluruh jaringan / alat tubuh.
  • Mengangkat / mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan melalui ginjal dan kulit.
  1. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam tubuh dengan perantaraan leukosit dan antibody / zat-zat anti racun.
  2. Mengatur keseimbangan asam-basa darah untuk menghindari kerusakan jaringan karena adanya senyawa penyangga (buffer) berupa hemoglobin, oksihemoglobin, bikarbonat, fosfat dan protein plasma.
Protein dalam plasma darah terdiri atas :
Ÿ  Antiheofilik, berguna mencegah anemia
Ÿ  Tromboplastin, berguna dalam proses pembekuan darah
Ÿ  Protrombin, mempunyai peranan penting dalam pembekuan darah
Ÿ  Fibrinogen, mempunyai peranan penting dalam pembekuan darah
Ÿ  Albumin, berguna dalam pemeliharaan tekanan osmosis darah
Ÿ  Gammaglobulin, berguna dalam senyawa antibody

  1. Mengangkut energi panas dari tempat aktif ke tempat yang tidak aktif untuk menjaga suhu tubuh.
  2. Mengedarkan air, hormon dan enzim ke seluruh tubuh.

B. Komponen-komponen Darah
No.
Darah
Fungsi
Sumber
I.
Elemen-elemen yang ter-bentuk
1.   Eritrosit
2.   Leukosit
3.   Trombosit
Transpor oksigen melawan infeksi


Penggumpalan darah
Sumsum tulang
Sumsum tulang jaringan limfe

Sumsum tulang
II.
Plasma



1. Air (90-92%)
Memelihara / menjaga volume darah dan transport molekul-molekul


2. Protein plasma : (7-8%)


Ÿ  Albumin (53%)
Ÿ  Fibrinogen (4%)
Ÿ  Globulin (43%)
Semua memelihara tekanan osmotik darah dan pH darah

Transpor
Penggumpalan
Melawan infeksi



Hati
Hati
Limfosit

3. Gas
Ÿ  Oksigen
Ÿ  Karbondioksida

Respirasi selular
Hasil akhir dari metabolisme

Paru-paru
Jaringan

4. Nutrien
Lemak, glukosa, asam-asam amino dan vitamin, dan lain-lain.

Zat makanan untuk sel-sel jaringan

Diabsorpsi dari jonjot-jonjot usus

5. Garam-garam mineral :
NaCl, KCl, fosfat, sulfat, bikarbonat dan sebagainya.
Memelihara tekanan osmotik dan pH darah
Diabsorpsi dan jonjot-jonjot usus

6. Zat-zat sisa / buangan
(urea, kretinin, asam urat, bilirubin)
Hasil akhir dari metabolisme
Jaringan

7. Hormon, enzim dan lain-lain (5,6 dan 7 : + 1%)
Membantu metabolisme
Berbagai macam

C. Bagian-bagian Darah
C.a. Sel-Sel Darah

  1. Sel Darah Merah (Eritrosit)

Sel darah merah (eritrosit) bentuknya seperti cakram / bikonkaf dan tidak mempunyai inti. Ukuran diameter kira-kira 7,7 unit (0,007 mm), tidak dapat bergerak. Banyaknya kira–kira 5 juta dalam 1 mm3 (41/2 juta). Jika dilihat satu per satu warnanya kuning tua, tetapi dalam jumlah besar kelihatan merah. Hal ini dikarenakan didalamnya mengandung suatu zat yang disebut hemoglobin, warna ini akan bertambah merah jika di dalamnya banyak mengandung oksigen.
Fungsi sel darah merah adalah mengikat oksigen dari paru–paru untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh dan mengikat karbon dioksida dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paru–paru. Pengikatan oksigen dan karbon dioksida ini dikerjakan oleh hemoglobin yang telah bersenyawa dengan oksigen yang disebut oksihemoglobin (Hb + oksigen 4 Hb-oksigen) jadi oksigen diangkut dari seluruh tubuh sebagai oksihemoglobin yang nantinya setelah tiba di jaringan akan dilepaskan: Hb-oksigen Hb + oksigen, dan seterusnya. Hb tadi akan bersenyawa dengan karbon dioksida dan disebut karbon dioksida hemoglobin (Hb + karbon dioksida Hb-karbon dioksida) yang mana karbon dioksida tersebut akan dikeluarkan di paru-paru.

Sel darah merah (eritrosit) diproduksi di dalam sumsum tulang, terutama dari tulang pendek yang pipih dan tidak beraturan, dari jaringan kanselus pada ujung tulang pipa, dari sumsum dalam batang iga-iga dan dari sternum. Proses pembentukannya dalam sumsum tulang melalui beberapa tahap. Mula-mula besar dan berisi nukleus dan tidak mengandung hemoglobin kemudian dimuati hemoglobin dan akhirnya kehilangan nukleusnya dan siap diedarkan dalam sirkulasi darah yang kemudian akan beredar di dalam tubuh selama kebih kurang 114 - 115 hari, setelah itu akan mati. Hemoglobin yang keluar dari eritrosit yang mati akan terurai menjadi dua zat yaitu hematin yang mengandung Fe, berguna untuk membuat eritrosit baru dan hemoglobin yaitu suatu zat yang terdapat didalam eritrosit yang berguna untuk mengikat oksigen dan karbon dioksida.

Jumlah normal pada orang dewasa kira- kira 11,5 – 15 gram dalam 100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0 mg%. Sel darah merah memerlukan protein karena strukturnya terdiri dari asam amino dan memerlukan pula zat besi, sehingga diperlukan diit seimbang zat besi.

Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang, demikian juga banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila kedua-duanya berkurang maka keadaan ini disebut anemia, yang biasanya disebabkan oleh perdarahaan yang hebat, penyakit yang melisis eritrosit dan tempat pembuatan eritrosit terganggu.

  1. Sel Darah Putih (Leukosit)
Bentuk dan sifat leukosit berlainan dengan sifat eritrosit apabila kita lihat di bawah mikroskop maka akan terlihat bentuknya yang dapat berubah-ubah dan dapat bergerak dengan perantaraan kaki palsu (pseudopodia), mempunyai bermacam-macam inti sel sehingga ia dapat dibedakan menurut inti selnya, warnanya bening (tidak berwarna), banyaknya dalam 1 mm3 darah kira-kira 6000-9000 sel darah putih.

Fungsinya sebagai pertahanan tubuh yaitu membunuh dan memakan bibit penyakit / bakteri yang masuk ke dalam jaringan RES (sistem retikuloendotel), tempat pembiakannya di dalam limpa dan kelenjar limfe; sebagai pengangkut yaitu mengangkut / membawa zat lemak dari dinding usus melalui limpa terus ke pembuluh darah.

Sel leukosit disamping berada di dalam pembuluh darah juga terdapat di seluruh jaringan tubuh manusia. Pada kebanyakan penyakit disebabkan oleh masuknya kuman / infeksi maka jumlah leukosit yang ada di dalam darah akan lebih banyak dari biasanya. Hal ini disebabkan sel leukosit yang biasanya tinggal di dalam kelenjar limfe, sekarang beredar dalam darah untuk mempertahankan tubuh dari serangan penyakit tersebut. Jika jumlah leukosit dalam darah melebihi 10000/mm3 disebut leukositosis dan kurang dari 6000 disebut leukopenia.

Macam- macam leukosit meliputi:

a. Agranulosit
Sel leukosit yang tidak mempunyai granula didalamnya, yang terdiri dari:
·         Limfosit
Limfosit-limfosit merupakan sel-sel bulat dengan diameter yang bervariasi antara 6-8 μm, walaupun beberapa diantaranya mungkin lebih besar. Macam-macam limfosit yang dihasilkan dari jaringan RES dan kelenjar limfe, bentuknya ada yang besar dan kecil, di dalam sitoplasmanya tidak terdapat glandula dan intinya besar, dapat bergerak bebas dan banyaknya kira-kira 20%-35% yaitu 1500-3000 per mm3 darah. Fungsinya membunuh dan memakan bakteri yang masuk ke dalam jaringan tubuh. Limfosit mempunyai kemampuan berubah bentuk menjadi jenis sel lain.
Terdapat 2 golongan besar limfosit, yaitu :
o   Sel-sel T, dihasilkan di dalam timus dan bertanggung jawab terhadap reaksi imun selular dan mempunyai reseptor permukaan yang spesifik untuk mengenal antigen asing.
o   Sel-sel B, tidak memiliki timus tapi bergerak langsung lewat peredaran darah ke jaringan limfoid umumnya. Sel-sel B bertugas untuk memproduksi antibodiyang beredar dalam peredaran darah dan mengikat secara khusus dengan antigen asing yang menyebabkan terbentuknya “Antigen asing – tersalut antibody”
Sel T dan sel B secara morfologis hanya dapat dibedakan ketika diaktifkan oleh antigen. Tahap akhir diferensiasi sel-sel B yang diaktifkan berwujud sebagai sel plasma. Sel plasma mempunyai RE kasar yang luas yang penuh dengan molekul-molekul antibody. Sel-sel T yang diaktifkan mempunyai sedikit RE kasar, tetapi penuh ribosom bebas. Kedua jenis sel yang diaktifkan itu berpindah tempat melalui aliran darah ke daerah terpisah yang tidak berbatas tegas di dalam jaringan limfoid perifer. Keadaan ini menjamin interaksi antara sel-sel B dan T dalam hampir semua respons antibody. Interaksi tersebut dijembatani oleh berbagai sub-populasi sel T, yaitu sel T penolong, mengaktifkan sel B dan T yang lain, dan makrofag. Sel T supresor, menghambat sel B dan T yang lain, kadang-kadang toleransi terhadap molekulnya sendiri hancur, yaitu suatu reaksi antoimun.

Ÿ  Monosit
Monosit merupakan sel besar yang jumlahnya 3-8% dari leukosit normal darah atau 100-700 per mm3 darah. Diameternya 9-10 μm tetapi pada hapus darah kering menjadi pipih, mencapai diameter 20 μm atau lebih. Terbanyak dibuat di sumsum merah, lebih besar dari limfosit, fungsinya sebagai fagosit, dapat membesar dan berkembang menjadi makrofag (sel fagositik terbesar dan berumur panjang). Di bawah mikroskop terlihat bahwa protoplasmanya lebar, warna biru abu-abu mempunyai bintik-bintik sedikit kemerahan. Inti selnya bulat dan panjang, warnanya lembayung muda.

b. Granulosit
Disebut juga leukosit granular terdiri dari:
Ÿ  Neutrofil
Atau disebut juga polimorfonuklear leukosit, mempunyai inti sel yang kadang-kadang seperti terpisah-pisah, protoplasmanya banyak bintik-bintik halus / glandula, banyaknya 65-75% dari jumlah seluruh leukosit atau 3000-7000 per mm3 darah, bersifat fagositik. Neutrofil mempunyai diameter 7-9 μm dan dalam hapus darah kering 10-12 μm.

Ÿ  Eosinofil
Leukosit eosinofil atau leukosit asidofil dalam keadaan segar mempunyai diameter 9- 10 μm. Pada hapus darah kering, ukuran sel yang pipih bervariasi dari 12-14 μm. Ukuran dan bentuknya hampir sama dengan neutrofil tetapi granula dan sitoplasmanya lebih besar, banyaknya kira-kira 2-4% dari jumlah sel leukosit atau 100-400 per mm3 darah, plasma bersifat asam dan terdapat bintik-bintik biru, bersifat fagosit.

Ÿ  Basofil
Sel ini lebih kecil dari eusinofil tetapi mempunyai inti yang bentuknya teratur, di dalam protoplasmanya terdapat granula-granula besar. Dalam keadaan segar, sel basofil mempunyai diameter 7-9 μm sedangkan pada darah hapus kering 10 μm atau lebih. Banyaknya hanya 0,5-1% dari jumlah seluruh leukosit atau 20-50 per mm3 darah, plasma bersifat basa dan terdapat bintik-bintik biru yang mengandung histamine (meningkatkan permeabilitas darah) dan bersifat fagosit.

  1. Keping-keping Darah (Trombosit)